EPIDEMIOLOGI dan PERANANNYA DIDALAM PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN di MASYARAKAT

SUKMA ARDIYANTI ( E2A009114 / R1 FKM UNDIP )

http://www.sukmaardiy.wordpress.com

EPIDEMIOLOGI dan PERANANNYA DALAM MASALAH KESEHATAN di MASYARAKAT

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Latar Belakang

Pada mulanya epidemiologi diartikan sebagai studi tentang epidemi. Hal ini berarti bahwa epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non infeksi, sehingga dewasa ini epidemiologi dapat diartikan sebagai studi tentang penyebaran penyakit pada manusia di dalam konteks lingkungannya.  Mencakup juga studi tentang pola-pola penyakit serta pencarian determinan-determinan penyakit tersebut. Dapat disimpulkan bahwa epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran penyakit serta determinan-determinan yang mempengaruhi penyakit tersebut.

Menurut sejarah perkembangan, epidemiologi dibedakan atas :

  1. Epidemiologi klasik: terutama mempelajari tentang penyakit menular wabah serta terjadinya penyakit.
  2. Epidemiologi modern: merupakan sekumpulan konsep yang digunakan dalam studi epidemiologi yang terutama bersifat analitik, selain untuk penyakit menular wabah dapat diterapkan juga untuk penyakit menular bukan wabah, penyakit tidak menular, serta masalah-masalah kesehatan lainnya. Menurut bidang penerapannya, epidemiologi modern dibagi atas :

a)      Epidemiologi lapangan

b)      Epidemiologi komunitas

c)      Epidemiologi klinik

Ruang lingkup kajian epidemiologi mencakup :

a)      penyakit menular wabah

b)      penyakit menular bukan wabah

c)      penyakit tidak menular

d)     epidemiologi kependudukan

e)      epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan

f)       epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja

g)      epidemiologi kesehatan jiwa

h)      epidemiologi gizi

Secara praktis ruang lingkup epidemiologi lapangan dan komunitas dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu studi mengenai fenomena dan studi mengenai penduduk. Sedangkan ruang lingkup epidemiologi klinik mempelajari mengenai peristiwa klinik serta kaitannya dengan riwayat alamiah penyakit.

Keunikan epidemiologi jika dibandingkan dengan cabang-cabang lain ilmu kedokteran adalah :

1)      Epidemiologi tidak mempelajari individu, melainkan kelompok orang.

2)      Epidemiologi memperbandingkan satu kelompok dengan kelompok lainnya dalam masyarakat.

3)      Epidemiologi mempelajari apakah kelompok dengan kondisi tertentu lebih sering memiliki suatu karakteristik tertentu daripada kelompok tanpa kondisi tersebut. Kelompok yang lebih sering memiliki karakteristik tertentu tersebut dinamakan kelompok berisiko tinggi (high risk group).

 

 

1.2 Tujuan

1)      Untuk mengetahui pengertian epidemiologi.

2)      Untuk mengetahui elemen epidemiologi.

3)      Untuk mengetahui peranan epidemiologi dalam pemecahan masalah kesehatan di     masyarakat.

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Epidemiologi

Beberapa pengertian epidemiologi :

  1. Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok (herd) penduduk.

(Greenwood, 1934)

Kelebihannya adalah adanya penekanan pada kelompok penduduk yang mengarah kepada distribusi suatu penyakit.

  1. Epidemiologi sebagai suatu pengetahuan tentang fenomena massal (Mass Phenomen) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural history) penyakit menular.

(Wade Hampton Frost, 1972)

Disini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai masyarakat/massa.

  1. Epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia.

(Anders Ahlbom & Staffan Norel, 1989)

  1. Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit, dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.

(Abdel R.Omran,1974)

  1. Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.

(Robert H.Fletcher, 1991)

  1. Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi.

(Lilienfeld, 1977)

  1. Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk.

(Moris, 1964)

  1. Epidemiologi adalah studi yang mempelajari distribusi dan determinan penyakit dan keadaan kesehatan pada populasi serta penerapannya untuk pengendalian masalah-masalah kesehatan.

(CDC 2002, Last 2001, Gordis 2000)

Jadi pengertian  epidemiologi secara umum adalah ilmu yang mempelajari distribusi (penyebaran), determinan (faktor penentu), penyakit menular, penyakit infeksi dan non infeksi, serta penyebaran penyakit terhadap manusia dalam konteks lingkungan.

1.2 Elemen Epidemiologi

. Di dalam batasan epidemiologi sekurang-kurangnya mencakup 3 elemen, yakni :

a)      Mencakup semua penyakit

Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan.

b)      Populasi

Apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-gambaran dari penyakit-penyakit individu maka epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.

c)      Pendekatan ekologi

Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.

 

1.3 Peranan Epidemiologi dalam Pemecahan Masalah Kesehatan di Masyarakat

Epidemiologi bukan hanya menganalisis penyakit serta sebab terjadinya penyakit, tetapi dapat pula ditetapkan dalam berbagai masalah yang ada di masyarakat, baik yang bertalian erat dengan penyakit atau masalah kesehatan lainnya, maupun yang berhubungan dengan masalah lain dalam masyarakat. Dalam bidang kesehatan masyarakat, epidemiologi mempunyai  fungsi :

  1. Menerangkan tentang besarnya masalah dan gangguan kesehatan (termasuk penyakit) serta penyebarannya dalam suatu penduduk tertentu.
  2. Menyiapkan data/informasi yang esensial untuk keperluan perencanaan, pelaksanaan program, serta evaluasi berbagai kegiatan pelayanan (kesehatan) pada masyarakat, baik yang bersifat pencegahan dan penanggulangan penyakit maupun bentuk lainnya serta menentukan skala prioritas terhadap kegiatan tersebut.
  3. Mengidentifikasi berbagai faktor terjadinya penyakit atau masalah kesehatan Menyediakan data/informasi untuk perencanaan kesehatan dan pengambilan keputusan.
  4. Membantu mengevaluasi program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan.
  5. Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.
  6. Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.

Dalam penerapannya, kegiatan epidemiologi dapat dibagi dalam dua bentuk utama :

1) Epidemiologi Deskriptif

Bentuk kegiatan ini dapat memberikan gambaran tentang adanya masalah dalam populasi tertentu dengan membandingkan populasi tersebut terhadap populasi lainnya, atau dengan populasi yang sama pada waktu yang berbeda. Bentuk ini banyak digunakan dalam mencari keterangan tentang keadaan derajat kesehatan maupun masalah kesehatan dalam suatu populasi tertentu pada waktu dan tempat yang tertentu pula. Disamping itu epidemiologi deskriptif dapat pula memberikan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi timbulnya penyakit atau gangguan kesehatan pada suatu populasi tertentu dengan menggunakan analisis data epidemiologi serta data informasi lain yang bersumber dari berbagai disiplin seperti data genetika, biokimia, lingkungan hidup, mikrobiologi, social ekonomi, dan sumber keterangan lainnya. Sebagai contoh penggunaan epidemiologi deskriptif anatara lain pada usaha penanggulangan berbagai wabah penyakit menular yang timbul dalam masyarakat. Dalam konteks program Kesehatan dan Keluarga Berencana, epidemiologi digunakan sebagai tool (alat) dan sebagai metode atau pendekatan. Epidemiologi sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat suatu masalah KB-Kes selalu mempertanyakan siapa yang terkena masalah, di mana dan bagaimana penyebaran masalah, serta kapan penyebaran masalah tersebut terjadi.
Demikian pula pendekatan pemecahan masalah tersebut selalu dikaitkan dengan masalah, di mana atau dalam lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta bilamana masalah tersebut terjadi. Kegunaan lain dari epidemiologi khususnya dalam program kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologi seperti prevalensi, point of prevalence dan sebagainya dapat digunakan dalam perhitungan-perhitungan : prevalensi, kasus baru, case fatality rate dan sebagainya.
Didalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variabel-variabel epidemiologi yang terdiri dari orang (person), tempat (place) dan waktu (time).

 

1.1  Orang (person)

Disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan, golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan paritas.

1.2  Tempat (place)

Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.

Hal-hal yang memberikan kekhususan pola penyakit di suatu daerah dengan batas-batas alam ialah : keadaan lingkungan yang khusus seperti temperatur, kelembaban, turun hujan, ketinggian diatas permukaan laut, keadaan tanah, sumber air, derajat isolasi terhadap pengaruh luar yang tergambar dalam tingkat kemajuan ekonomi, pendidikan, industri, pelayanan kesehatan, bertahannya tradisi-tradisi yang merupakan hambatan-hambatan pembangunan, faktor-faktor sosial budaya yang tidak menguntungkan kesehatan atau pengembangan kesehatan, sifat-sifat lingkungan biologis (ada tidaknya vektor penyakit menular tertentu, reservoir penyakit menular tertentu, dan susunan genetika). Migrasi antar desa tentunya dapat pula membawa akibat terhadap pola dan penyebaran penyakit menular di desa-desa yang bersangkutan maupun desa-desa di sekitarnya.

Peranan migrasi atau mobilitas geografis didalam mengubah pola penyakit di berbagai daerah menjadi lebih penting dengan makin lancarnya perhubungan darat, udara dan laut: umpamanya penyakit demam berdarah.
Pentingnya pengetahuan mengenai tempat dalam mempelajari etiologi suatu penyakit dapat digambarkan dengan jelas pada penyelidikan suatu wabah dan pada penyelidikan-penyelidikan mengenai kaum migran. Didalam memperbandingkan angka kesakitan atau angka kematian antar daerah (tempat) perlu diperhatikan terlebih dahulu di tiap-tiap daerah (tempat):

  1. Susunan umur
  2. Susunan kelamin
  3. Kualitas data
  4. Derajat representatif dari data terhadap seluruh penduduk.

Banyak penyakit yang hanya berpengaruh pada daerah tertentu. Misalnya: penyakit demam kuning, kebanyakan terdapat di Amerika Latin. Distribusinya disebabkan oleh adanya “reservoir” infeksi (manusia atau kera), vektor (yaitu Aedes aegypty), penduduk yang rentan dan keadaan iklim yang memungkinkan suburnya agen penyebab penyakit. Daerah dimana vektor dan persyaratan iklim ditemukan tetapi tidak ada sumber infeksi disebut “receptive area” untuk demam kuning.

Contoh-contoh penyakit lainnya yang terbatas pada daerah tertentu atau yang frekuensinya tinggi pada daerah tertentu, misalnya Schistosomiasis di daerah dimana terdapat vektor snail atau keong (Lembah Nil, Jepang), gondok endemi (endemic goiter) didaerah yang kekurangan yodium.

1.3  Waktu (time)

Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar didalam analisis epidemiologis, oleh karena perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunjukkan adanya perubahan faktor-faktor etiologis. Melihat panjangnya waktu dimana terjadi perubahan angka kesakitan, maka dibedakan :
1. Fluktuasi jangka pendek dimana perubahan angka kesakitan berlangsung
beberapa jam, hari, minggu, dan bulan.

2. Perubahan-perubahan secara siklus dimana perubahan-perubahan angka
kesakitan terjadi secara berulang-ulang dengan antara beberapa hari, beberapa bulan (musiman), tahunan, beberapa tahun.

3. Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode waktu yang panjang, bertahun-tahun atau berpuluh tahun yang disebut “secular trends”.

 

2) Epidemiologi Analitik

Pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi-informasi yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif.
Ada 3 studi tentang epidemiologi:

2.1  Studi Riwayat Kasus (Case History Studies)

Dalam studi ini akan dibandingkan antara 2 kelompok orang, yakni kelompok yang terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang yang tidak terkena (kelompok kontrol).

Contoh : Ada hipotesis yang menyatakan bahwa penyebab utama kanker paru-paru adalah rokok. Untuk menguji hipotesis ini diambil sekelompok orang penderita kanker paru-paru. Kepada penderita ini ditanyakan tentang kebiasaan merokok.
Dari jawaban pertanyaan tersebut akan terdapat 2 kelompok, yakni penderita yang mempunyai kebiasaan merokok dan penderita yang tidak merokok. Kemudian kedua kelompok ini diuji dengan uji statistik, apakah ada perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut.

2.2  Studi Kohort (Kohort Studies)

Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian diambil sekelompok orang lagi yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua kelompok tersebut, bermakna atau tidak.
Contoh : Untuk membuktikan bahwa merokok merupakan faktor utama penyebab kanker paru-paru, diambil 2 kelompok orang, kelompok satu terdiri dari orang-orang yang tidak merokok kemudian diperiksa apakah ada perbedaan pengidap kanker paru-paru antara kelompok perokok dan kelompok non perokok.

 

2.3  Epidemiologi Eksperimen

Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan) kepada kelompok subjek kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenakan percobaan).

Contoh : untuk menguji keampuhan suatu vaksin, dapat diambil suatu kelompok anak kemudian diberikan vaksin tersebut. Sementara itu diambil sekelompok anak pula sebagai kontrol yang hanya diberikan placebo. Setelah beberapa tahun kemudian dilihat kemungkinan-kemungkinan timbulnya penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut, kemudian dibandingkan antara kelompok percobaan dan kelompok control

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1)      Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi (penyebaran), determinan (faktor penentu), penyakit menular, penyakit infeksi dan non infeksi, serta penyebaran penyakit terhadap manusia dalam konteks lingkungan. 

2)      Elemen-elemen dalam epidemiologi adalah mencakup semua penyakit, populasi, pendekatan ekologi.

3)      Peranan epidemiologi dalam masyarakat tidak hanya menganalisis penyakit, tetapi juga menganalisis berbagai masalah yang ada di masyarakat.

3.2 Saran

Epidemiologi harus benar-benar diterapkan dan digunakan dalam menganalisis dan membantu mengatasi berbagai macam masalah yang ada di masyarakat.

 

DAFTAR PUSTAKA

  1. Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
  2. Bustan, MN. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
  3. Noor. 1997. Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta. PT.Rineka Cipta.
  4. Bustan. 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta. PT.Rineka Cipta.
  5. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2,Mei. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Tentang sukmaardiy

Aku adalah manusia yang tak sempurna tapi aku tak pernah berputus asa dalam meraih cita-cita.
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar